Rabu, 29 Mei 2013

SEJARAH DAKWAH DI DESA SUKOSONO

MAKALAH
SEJARAH DAKWAH DI DESA SUKOSONO

Di Ajukan Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sejarah Dakwah

Dosen Pengampu : Drs, M. YASIN, M.Ag.








                                              












Disususn Oleh :

Muhammad Nurrohim            (NIM: 3201130)

Fakultas Dakwah Semester 3

 



INSTITUT  ISLAM NAHDLATUL ULAMA’(INISNU)
Jl.Taman Siswa No.08 Pekeng Tahunan 59427 Telp. 0291 593888 Jepara
Tahun 2012



KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb
Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik dan hidayah-Nya. Sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan baik walaupun dalam bentuk-bentuk yang sederhana. Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW dan kepada seluruh orang terdekat beliau baik keluarga maupun para sahabatnya.
Tugas ini kami susun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Sejarah Dakwah, Oleh Dosen Pengampu Bapak Drs. M. YASIN, M.Ag.  Kami mengucapkan terima kasih kepada beliau atas bimbingan dan saran sehingga terwujudnya tugas ini.
Kami berharap semoga tugas ini berguna bagi kita semua. Dan akhirnya seperti kata pepatah “ tidak ada gading yang tak retak”, kami menyadari makalah ini jauh dari kesempurnaan , untuk itu saran dan kritik yang membangun selalu kami harapkan. Terima kasih.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb





                                                                                            Jepara, Desember 2012





Penyusun

i








DAFTAR ISI


Kata Pengantar………………………………………..…………………     i

Daftar isi …………………………………………………………………    ii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................    1

BAB II PEMBAHASAN............................................................. ………    3

BAB III PENGAKHIRAN...........................................................................            6

Daftar Pustaka…………………………………………………………...     10





















ii
                

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar belakang
Dalam perkembangannya agama sangat mempengaruhi keanekaragaman budaya, sama halnya perkembangan agama di Desa Sukosono, kecamatan kedung, kabupaten jepara. Pengaruh  nuansa agama islam di Desa Sukosono sudah berkebang sangat pesat dibuktikan dengan adanya lebaga pendidikan agama islam, pondok pesantren dan lembaga pendidikan formal yang lain seperti : PAUD, TK, SD, MI, MTs, SMP Negeri bahkan sampai MA (Madrasah Aliyah). Dengan kemajuan kependidikan di Desa Sukosono tidak semata mata muncul begitu saja, kemajuan ini tidak lepas dari perjuangan para sesepuh, tokoh masyarakat, dan para cendekiawan yang mempunyai keinginan mengembangkan agama didaerah – daerah, khususnya agama islam didaerah Sukosono.
Dalam perkembangan dakwah agama islam di Desa Sukosono tidak langsung muncul dengan tiba – tiba, untuk mengetahui perihal sejarah dakwah di Desa Sukosono dan segala dinamika serta keadaan sosial budaya di Desa Sukosono yang berada dengan desa yang lainnya. Sukosono adalah sebuh Desa yang berada dalam wilayah kecamatan Kedung, Kabupaten Jepara. Dari segi lokasi, desa ini masih merupakan sebuah desa yang erat dengan adat jawa.
Sebab, desa ini berbatasan dengan kelurahan Rau, Kerso, dongos, untuk Desa Ngabul, Langon, Petekean dan Desa Sukodono masuk kecamatan Tahunan, kabupaten Jepara. Desa Sukosono yang dipisahkan langsung dengan garis sungai yang berhubungan langsung dengan menuju lautan. Namun, mayoritas penduduk di Sukosono berprofesi yang beragam sebagaimana desa-desa yang lain yang berdekatan dengan Desa Sukosono.
Melihat kondisi dan posisi Desa Sukosono yang diantara beberapa desa, bahkan desa sukosana ujung utaranyakecamatan kedung yang bebatasan dengan desa kecamatan tahunan. maka keberhasilan dakwah yang dilakukan di Desa Sukosono sangat berpotensi menggugah dakwah di desa-desa lain di keamatan kedung, atau bahkan bisa juga berpengaruh ke desa-desa di wilayah kecamatan lain di sekitar Kedung. Dari sinilah dakwah di Desa Sukosono bermula dan mulai berkembang dari mulai awal ditemukan Desa Sukosono.
 Dalam penyusunan makalah ini, nantinya akan digunakan metode penelitian lapangan terhadap realitas yang terjadi di masyarakat Desa Sukosono sebagai data kualitatif, di samping data kuantitatif yang diperoleh dari kantor Desa setempat, yang memang sudah memiliki data-data yang dibutuhkan.
B.     Rumusan masalah
Dari penjelasan dalam latar belakang masalah di atas, dalam penelitian ini akan dicoba ditemukan berbagai hal yang berpengaruh dalam sejarah dakwah. Sehingga permasalahn yang harus dicari tau jawabannya adalah: Bagaimana pengertian sejarah? Bagaimana pengertian dan ruang lingkup sejarah dakwah? Bagaimana sejarah awal Desa  Sukosono?Bagaimana awal perkembangan sejarah dakwah di Desa  Sukosono ? Berapa jumlah sarana ibadah yang ada di Desa  Sukosono?
C.    Tujuan penulisan
1.Secara teoritis
a.       Untuk memenuhi tugas kuliah Sejarah Dakwah, dosen pengampu Bapak Drs. M. YASIN, M.Ag.
b.      Untuk menambah pengetahuan tentang sejarah dakwah di Desa Sukosono.
2.Secara praktis
a. Agar kita tau bagaimana perkembangan sejarah dakwah di Desa Sukosono
b. Salah satu unsur mempelajari sejarah dakwah di Desa Sukosono
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN SEJARAH
1.Pengertian sejarah ditinjau dari asal kata
Menurut Jan Romein, kata “sejarah” memiliki arti yang sama dengan kata “history” (Inggris), “geschichte” (Jerman) dan “geschiedenis” (Belanda), semuanya mengandung arti yang sama, yaitu cerita tentang kejadian atau peristiwa yang terjadi pada masa lampau.
Sementara menurut sejarawan William H. Frederick, kata sejarah diserap dari bahasa Arab, “syajaratun” yang berarti “pohon” atau “keturunan” atau “asal-usul” yang kemudian berkembang dalam bahasa Melayu “syajarah”. Dalam bahasa Indonesia menjadi “sejarah”. Menurutnya kata syajarah atau sejarah dimaksudkan sebagai gambaran silsilah atau keturunan.
2.Rumusan batasan pengertian sejarah.
Ada banyak rumusan pendapat yang diberikan para sejarawan terkait dengan pengertian sejarah. Dari berbagai pendapat yang ada dalam arti yang luas sejarah dapat diartikan sebagai gambaran tentang peristiwa-peristiwa atau kejadian masa lampau yang dialami manusia, disusun secara ilmiah, meliputi urutan waktu tertentu, diberi tafsiran dan analisa kritis sehingga mudah dimengerti dan dipahami. an sejarah ditinjau dari asal kata
Menurut Jan Romein, kata “sejarah” memiliki arti yang sama dengan kata “history”(Inggris), “geschichte” (Jerman) dan “geschiedenis” (Belanda), semuanya mengandung arti yang sama, yaitu cerita tentang kejadian atau peristiwa yang terjadi pada masa lampau.
Sementara menurut sejarawan William H. Frederick, kata sejarah diserap dari bahasa Arab, “syajaratun” yang berarti “pohon” atau “keturunan” atau “asal-usul” yang kemudian berkembang dalam bahasa Melayu “syajarah”. Dalam bahasa Indonesia menjadi “sejarah”. Menurutnya kata syajarah atau sejarah dimaksudkan sebagai gambaran silsilah atau keturunan.
B. Pengertian Sejarah Dakwah
       Sejarah dakwah berasal dari dua kata, yaitu sejarah dan dakwah. Sejarah berasal dari bahasa Arab, yakni syajarah (pohon), tarikh (penanggalan, kejadian berdasarkan urutan tunggal dan waktu). Orang Inggris menyebutnya “history” yang berasal dari bahasa Yunani “istoria”. Istoria berarti ilmu untuk semua macam ilmu pengetahuan tentang gejala alam, baik yang disusun secara kronologis maupun yang tidak. Kemudian dalam proses perkembangan ilmu pengetahuan, kata istoria hanya khusus digunakan untuk ilmu penegtahuan yang disusun secara kronologis, terutama yang menyangkut hal ihwal manusia. Sedangkan untuk pengetahuan yang disusun secara tidak kronologis digunakan kata “scientia” yang bersal dari bahasa latin.
Kata sejarah, history, dan tarikh mengandung arti khusus yaitu, “masa lampau umat manusia”. Sedangkan dakwah secara etimologis berasal dari kata da’a, yad’u, da’watan. Kata da’a mengandung arti menyeru, memanggil, dan mengajak. Dakwah artinya seruan, panggilan, dan ajakan. Dakwah islam dapat dipahami sebagai seruan, panggilan dan ajakan kepada Islam[1].
       Dengan demikaian sejarah dakwah dapat diartikan sebagai peristiwa masa lampau umat manusia dalam upaya mereka menyeru, memanggil dan mengajak umat manusia kepada Islam serta bagaimana reaksi umat yang diseru dan perubahan-perubahan apa yang terjadi setelah dakwah digulirkan, baik langsung maupun tidak langsung.
C. Ruang Lingkup Sejarah Dakwah
Terdapat dua pendapat besar tentang permulaan dakwah, yaitu:
1.       Permulaan dakwah adalah pada masa Rasulullah. Pendapat ini mengacu pada terminologi khusus dari dakwah islamiah, bahwa islam adalah agama yang dibawa oleh Nabi Saw.
2.       Permulaan dakwah adalah sejak diutusnya para nabi dan rasul. Pendapat ini mengacu pada terminologi umum dari dakwah Islamiah, bahwa dakwah para nabi hakikatnya adalah satu. Seluruh Rasulullah telah menyampaikan Islam dalam arti yang luas.
D. Sejarah awal Desa Sukosono
              Ada beberapa versi  tentang awal Desa Sukosono, asal usul kata sukosono dari dua kata suko dan sono. Versi yang pertama ada seorang ulama yang tinggal di sebuah bukit yang penduduknya masih belum begitu banyak, seorang ulama tersebut ada yang menjelaskan ulama dari seberang adapula yang menjelaskan dari kerajaan Demak dan dari pesantren Gunung Muria, ulama tersebut sering dipanggil Datuk Singorojo. Datuk yang datang membawa misi menyebarkan agama islam pertama masuknya di Desa Kerso dan menyebarkan di desa tersebut, karena melihat perkampungan diatas bukit yang ada beberapa penduduk seorang Datuk tersebut medatangi perkampungan tersebut dan menyiarkan agama di tempat tersebut, sempat mendirikan langgar atau tempat ibadah.
              Tempat ibadah awalnya di dirikan dengan dua jenis kayu atau pohon yaitu pohon suko dan pohon sono, langgar atau tempat ibadah tersebut sering terucap langar sukosono yang terletak di sebuah bukit, dengan bertambanya penduduk sekitar langgar tersebut dijadikan dan diperbesar menjadi masjid dukuh yang sering dikenal menjadi dukuh sukosono. Untuk sampai sekarang langgar yang di jadikan masjid pertama kali di dusun sukosono tidak diketemukan jejak maupun sisa peninggalanya.
     Dan yang kedua ada seorang yang dituakan disuatu dukuh atau ketua adat yang mempunyai beberapa pengabdi yang sering berpergian menjadikian,masyarakat dukuh tersebut banyak yang dating dan pergi, karena taka sukosono dari dua kata yang dimaksud suko itu senang dan sono artinya ke sana jadi sukosono maksunya suka berpergian, sampai sekarang ketua adat yang menjadikan nama sukosono tidak diketahui namanya.
Versi yang lain asal usul Desa Sukosono dari kebiasaanya sekelompok masyarakat yang suka datang kedaerah lain untuk mencari nafkah atau penguripan. Yang mejadi simbulnya adalah pohon randu sirahan yang berbatasan dengan Desa Petekean. Masyarakat yang sering bepergianya sering dipanggil dari suko sono artinya dari sana, jadilah panggilan dusun sukosono.
Begitu banyak cerita dan versi awal disebut Desa Sukosono sebai awal untuk bertakwa kepada pemberi kehidupan, sebenarnya masih banya lagi versi tenteng asal usul Desa Sukosono, tapi yang dipaparkan hanya sebagian saja, sebagai referensi pembaca.
E. Awal Perkembangan Sejarah Dakwah Di Desa  Sukosono
           Dari sejarah Desa Sukosono dan letak geografisnya Desa yang terpisa sungai yang panjang menjadi dua  daerah yang berbeda pengembangannya dalam awal perkembangan dakwahnya, perkembangan agama islam di Desa Sukosono ini mulai berkembang sewjak masyarakatnya bersosial dengan daerah lain dan juga berkat pemerintah kabupaten yang sudah terta dengan baik.
Sejak itulah para penduduk dapat mendapat pendidikan, banya penduduk yang menuntuk ilmu keluar daerah bahkan sampai luar provinsi. Dari itulah para pendidik dan cendikiawan mulai mengamalkan ilmu yang di dapatkanya. Bahkan banyak para ulama untuk menjadi menantu dari gurunya. Semejak adanya pembaharuan pendidikan masuk ke desa-desa berkembanglah Desa Sukosono. Itu juga tidak lepas dari pemerintah, tapi untuk pesanter banyak mengembangkan ajaran Al- qur’an. Yang dari awal berdirinya sampai sekarang pondok pesantren yang nama pondoknya “Mambaul Qur’an” yang di pimpin Kiyai Muhammad Kholil dan istrinya Nyai Bualviah. Selain tokoh masyarak juga peran aktifnya bapak pendiri yayasan Sultan Fatah yaitu DRS. H.Masjhadi Fasja, M.Ag. dan bersama para kiyai-kiyai yang lain yang mempunyai andil pendirian pendidikan agama islam di Desa Sukosono

F. Jumlah sarana ibadah yang ada di Desa  Sukosono
            Jumlah sarana ibadah dari awal masukny ajaran agama islam yang semakin lambat tahun bertambah seiring betambah penduduk di Desa Sukosono, awal sarana ibadah didirikan siapa dn dimana secara pasti tidak diketahui tetapi secara terotoriel daerah yang terpisah sungai yang menjadikan seperti dua desa.padahal masih satu desa yang sama. Dari penelusuran penulis pada tahun 2012 utuk Musholah dan Pondok Pesantren berjumlah 32 (tiga puluh dua) dan sarana Masjid Jamik berjumlah 5 (lima), untuk sarana pendidikan dari mulain madrasah diniyah dan al-wustho berjumlah 3 (tiga), sarana sekolah dasar dan madrasah ibtidaiyah berjumlah 6 (enam), utuk sekolah menengah pertama dan madrasah tsanawiyah berjumlah 3(tiga), dan bertamabah adanya mdrasah aliyah yang berjumlah 2(dua). Semua sarana ibadah yang suda di kerjaka bersama bukan semata mata sebagai simbul saja melainkan perkembangan agama yang masih harus di teruskan para generasi penerus yang akan menggantikan para pendiri dan peprakarsa kemajuan agama di desa Sukosono khususnya umumnya seluruh umat manusia.









BAB IV
PENGAKHIRAN
A.     KESIMPULAN
                   Dalam pembahasan tentang sejarah dakwah di Desa Sukosono, Ada beberapa versi  tentang awal Desa Sukosono, asal usul kata sukosono dari dua kata suko dan sono. Versi yang pertama ada seorang ulama yang tinggal di sebuah bukit yang penduduknya masih belum begitu banyak, seorang ulama tersebut ada yang menjelaskan ulama dari seberang adapula yang menjelaskan dari kerajaan Demak dan dari pesantren Gunung Muria, ulama tersebut sering dipanggil Datuk Singorojo. Datuk yang datang membawa misi menyebarkan agama islam pertama masuknya di Desa Kerso dan menyebarkan di desa tersebut, karena melihat perkampungan diatas bukit yang ada beberapa penduduk seorang Datuk tersebut medatangi perkampungan tersebut dan menyiarkan agama di tempat tersebut, sempat mendirikan langgar atau tempat ibadah.
                  Dari sejarah Desa Sukosono dan letak geografisnya Desa yang terpisa sungai yang panjang menjadi dua  daerah yang berbeda pengembangannya dalam awal perkembangan dakwahnya, perkembangan agama islam di Desa Sukosono ini mulai berkembang sewjak masyarakatnya bersosial dengan daerah lain dan juga berkat pemerintah kabupaten yang sudah terta dengan baik.
        Jumlah sarana ibadah dari awal masukny ajaran agama islam yang semakin lambat tahun bertambah seiring betambah penduduk di Desa Sukosono, awal sarana ibadah didirikan siapa dn dimana secara pasti tidak diketahui tetapi secara terotoriel daerah yang terpisah sungai yang menjadikan seperti dua desa.padahal masih satu desa yang sama. Dari penelusuran penulis pada tahun 2012 utuk Musholah dan Pondok Pesantren berjumlah 32 (tiga puluh dua) dan sarana Masjid Jamik berjumlah 5 (lima), untuk sarana pendidikan dari mulain madrasah diniyah dan al-wustho berjumlah 3 (tiga), sarana sekolah dasar dan madrasah ibtidaiyah berjumlah 6 (enam), utuk sekolah menengah pertama dan madrasah tsanawiyah berjumlah 3(tiga), dan bertamabah adanya mdrasah aliyah yang berjumlah 2(dua).

B.     SARAN DAN HARAPAN
1.Saran
Punyusun menyadari kebenaran tugas ini datang dari Allah semata, dan kekurangan atau kekeliruan disebabkan hanya karena kefakiran ilmu penulis, sehingga penulis mengharap krik dan saran guna memperbaiki tugas ini.
Penulis menyadari betul, bahwa dalam pembuatan tugas tersebut masih banyak kekurangan yang perlu dibenahi. Untuk selanjutnya dibenai dikemudian hari,  pembuatan tugas dengan pokok bahasan yang sama, seyogyanya memperhatikan hal-hal yang sangat substansial dengan referensi yang lebih berbobot dan waktu pembuatan yang lebih. Demikian mudah – mudahan tugas kami bermanfaat amin.
2.Harapan
Semoga tugas ini mencadi tambahan ilmu bagi semua pembaca tugas yang kami buat dan bermanfaat bagi semua pihak baik penulis maupun pembaca.
Setiap manusia pasti banyak kekuranganya harapan kami jika ada kesalahan dalam penulisan kami harapkan untuk membantu menyerpurnakan tugas yang kami tulis.


C.     PENUTUP
            Syukur Alhamdulillah, tugas ini dapat saya selesaikan. Dan akhirnya, tiada manusia yang sempurna. Saran dan kritik yang sifatnya membangun, serta kami mengharapkan demi terciptanya pendekatan kepada taraf yang sempurna maupun suatu harapan mudah-mudahan apa yang disajikan dalam tugas ini akan berguna bagi pembaca pada umumnya.
          Penulis menyadari betul, bahwa dalam pembuatan tugas tersebut masih banyak kekurangan yang perlu dibenahi. Untuk selanjutnya dikemudian hari, pembuatan tugas dengan pokok bahasan yang sama, seyogyanya memperhatikan hal-hal yang sangat substansial dengan referensi yang lebih berbobot dan waktu pembuatan yang lebih. Terima kasih.
                                       

















DAFTAR PUSTAKA


Atmadja, Nengah Bawa, 1992 “Sejarah dan Ilmu-ilmu Sosial Implikasinya dalam Pendidikan Sejarah”, artikel dalam Aneka Widya, Singaraja : FKIP UNUD.

Dhofier, Zamakhsyari, 1994, Tradisi Pesantren Studi tentang Pandangan Hidup Kiyai. Jakarta : LP3ES.


Kartodirdjo, Sartono, 1982, Pemikiran Perkembangan Historiografi Indonesia Suatu Alternatif. Jakarta : PT. Gramedia.



`                               [1] Atmadja, Nengah Bawa, 1992 “Sejarah dan Ilmu-ilmu Sosial Implikasinya dalam Pendidikan Sejarah”, artikel dalam Aneka Widya, Singaraja : FKIP UNUD.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar