MAKALAH
SEJARAH DAKWAH DI DESA SUKOSONO
Di Ajukan Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sejarah
Dakwah
Dosen
Pengampu : Drs, M.
YASIN, M.Ag.
Disususn Oleh :
Muhammad
Nurrohim (NIM: 3201130)
Fakultas Dakwah Semester 3
INSTITUT ISLAM
NAHDLATUL ULAMA’(INISNU)
Jl.Taman Siswa No.08 Pekeng Tahunan 59427 Telp. 0291 593888
Jepara
Tahun 2012
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Dengan
mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat,
taufik dan hidayah-Nya. Sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah ini
dengan baik walaupun dalam bentuk-bentuk yang sederhana. Sholawat serta salam
semoga senantiasa tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW dan kepada
seluruh orang terdekat beliau baik keluarga maupun para sahabatnya.
Tugas
ini kami susun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Sejarah Dakwah, Oleh
Dosen Pengampu Bapak Drs. M. YASIN, M.Ag.
Kami mengucapkan terima kasih kepada beliau atas bimbingan dan saran
sehingga terwujudnya tugas ini.
Kami
berharap semoga tugas ini berguna bagi kita semua. Dan akhirnya seperti kata
pepatah “ tidak ada gading yang tak retak”, kami menyadari makalah ini jauh
dari kesempurnaan , untuk itu saran dan kritik yang membangun selalu kami
harapkan. Terima kasih.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Jepara, Desember 2012
Penyusun
i
DAFTAR ISI
Kata
Pengantar………………………………………..………………… i
Daftar isi
………………………………………………………………… ii
BAB I PENDAHULUAN
........................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN.............................................................
……… 3
BAB III PENGAKHIRAN........................................................................... 6
Daftar
Pustaka…………………………………………………………... 10
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar belakang
Dalam perkembangannya agama sangat mempengaruhi
keanekaragaman budaya, sama halnya perkembangan agama di Desa Sukosono, kecamatan
kedung, kabupaten jepara. Pengaruh
nuansa agama islam di Desa Sukosono sudah berkebang sangat pesat
dibuktikan dengan adanya lebaga pendidikan agama islam, pondok pesantren dan
lembaga pendidikan formal yang lain seperti : PAUD, TK, SD, MI, MTs, SMP Negeri
bahkan sampai MA (Madrasah Aliyah). Dengan kemajuan kependidikan di Desa Sukosono
tidak semata mata muncul begitu saja, kemajuan ini tidak lepas dari perjuangan
para sesepuh, tokoh masyarakat, dan para cendekiawan yang mempunyai keinginan
mengembangkan agama didaerah – daerah, khususnya agama islam didaerah Sukosono.
Dalam perkembangan dakwah agama islam di Desa
Sukosono tidak langsung muncul dengan tiba – tiba, untuk mengetahui
perihal sejarah dakwah di Desa Sukosono dan segala dinamika serta keadaan sosial
budaya di Desa Sukosono yang berada dengan desa yang lainnya. Sukosono
adalah sebuh Desa yang berada dalam wilayah kecamatan Kedung, Kabupaten Jepara.
Dari segi lokasi, desa ini masih merupakan sebuah desa yang erat dengan adat
jawa.
Sebab, desa ini berbatasan dengan kelurahan Rau,
Kerso, dongos, untuk Desa Ngabul, Langon, Petekean dan Desa Sukodono masuk
kecamatan Tahunan, kabupaten Jepara. Desa Sukosono yang dipisahkan langsung
dengan garis sungai yang berhubungan langsung dengan menuju lautan. Namun,
mayoritas penduduk di Sukosono berprofesi yang beragam sebagaimana desa-desa
yang lain yang berdekatan dengan Desa Sukosono.
Melihat kondisi dan posisi Desa Sukosono yang diantara beberapa
desa, bahkan desa sukosana ujung utaranyakecamatan kedung yang bebatasan dengan
desa kecamatan tahunan. maka keberhasilan dakwah yang dilakukan di Desa
Sukosono sangat berpotensi menggugah dakwah di desa-desa lain di
keamatan kedung,
atau bahkan bisa juga berpengaruh ke desa-desa di wilayah kecamatan lain di
sekitar Kedung.
Dari sinilah dakwah di Desa Sukosono bermula dan mulai berkembang dari
mulai awal ditemukan Desa Sukosono.
Dalam
penyusunan makalah ini, nantinya akan digunakan metode penelitian lapangan
terhadap realitas yang terjadi di masyarakat Desa Sukosono sebagai data kualitatif,
di samping data kuantitatif yang diperoleh dari kantor Desa setempat, yang
memang sudah memiliki data-data yang dibutuhkan.
B.
Rumusan masalah
Dari penjelasan dalam latar belakang masalah di
atas, dalam penelitian ini akan dicoba ditemukan berbagai hal yang berpengaruh
dalam sejarah dakwah. Sehingga permasalahn yang harus dicari tau jawabannya
adalah: Bagaimana pengertian sejarah? Bagaimana pengertian dan ruang lingkup
sejarah dakwah? Bagaimana sejarah awal Desa
Sukosono?Bagaimana awal perkembangan sejarah dakwah di Desa Sukosono ? Berapa jumlah sarana ibadah yang
ada di Desa Sukosono?
C.
Tujuan
penulisan
1.Secara teoritis
a. Untuk memenuhi tugas kuliah Sejarah Dakwah,
dosen pengampu Bapak Drs. M. YASIN, M.Ag.
b. Untuk menambah
pengetahuan tentang sejarah dakwah di Desa Sukosono.
2.Secara praktis
a. Agar kita tau
bagaimana perkembangan sejarah dakwah di Desa Sukosono
b. Salah satu unsur
mempelajari sejarah dakwah di Desa Sukosono
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
SEJARAH
1.Pengertian sejarah ditinjau dari asal kata
Menurut Jan Romein, kata “sejarah”
memiliki arti yang sama dengan kata “history” (Inggris), “geschichte” (Jerman)
dan “geschiedenis” (Belanda), semuanya mengandung arti yang sama, yaitu cerita
tentang kejadian atau peristiwa yang terjadi pada masa lampau.
Sementara menurut sejarawan William
H. Frederick, kata sejarah diserap dari bahasa Arab, “syajaratun” yang berarti
“pohon” atau “keturunan” atau “asal-usul” yang kemudian berkembang dalam bahasa
Melayu “syajarah”. Dalam bahasa Indonesia menjadi “sejarah”. Menurutnya kata
syajarah atau sejarah dimaksudkan sebagai gambaran silsilah atau keturunan.
2.Rumusan batasan pengertian sejarah.
Ada banyak rumusan pendapat yang diberikan para
sejarawan terkait dengan pengertian sejarah. Dari berbagai pendapat yang ada dalam
arti yang luas sejarah dapat diartikan sebagai gambaran tentang
peristiwa-peristiwa atau kejadian masa lampau yang dialami manusia, disusun
secara ilmiah, meliputi urutan waktu tertentu, diberi tafsiran dan analisa
kritis sehingga mudah dimengerti dan dipahami. an sejarah ditinjau dari asal
kata
Menurut Jan Romein, kata “sejarah” memiliki arti yang
sama dengan kata “history”(Inggris), “geschichte” (Jerman) dan “geschiedenis”
(Belanda), semuanya mengandung arti yang sama, yaitu cerita tentang kejadian atau
peristiwa yang terjadi pada masa lampau.
Sementara
menurut sejarawan William H. Frederick, kata sejarah diserap dari bahasa Arab,
“syajaratun” yang berarti “pohon” atau “keturunan” atau “asal-usul” yang
kemudian berkembang dalam bahasa Melayu “syajarah”. Dalam bahasa Indonesia
menjadi “sejarah”. Menurutnya kata syajarah atau sejarah dimaksudkan sebagai
gambaran silsilah atau keturunan.
B. Pengertian
Sejarah Dakwah
Sejarah
dakwah berasal dari dua kata, yaitu sejarah dan dakwah. Sejarah berasal dari bahasa
Arab, yakni syajarah (pohon), tarikh (penanggalan, kejadian berdasarkan urutan
tunggal dan waktu). Orang Inggris menyebutnya “history” yang berasal dari
bahasa Yunani “istoria”. Istoria berarti ilmu untuk semua macam ilmu
pengetahuan tentang gejala alam, baik yang disusun secara kronologis maupun
yang tidak. Kemudian dalam proses perkembangan ilmu pengetahuan, kata istoria
hanya khusus digunakan untuk ilmu penegtahuan yang disusun secara kronologis,
terutama yang menyangkut hal ihwal manusia. Sedangkan untuk pengetahuan yang
disusun secara tidak kronologis digunakan kata “scientia” yang bersal dari
bahasa latin.
Kata sejarah,
history, dan tarikh mengandung arti khusus yaitu, “masa lampau umat manusia”.
Sedangkan dakwah secara etimologis berasal dari kata da’a, yad’u, da’watan.
Kata da’a mengandung arti menyeru, memanggil, dan mengajak. Dakwah artinya
seruan, panggilan, dan ajakan. Dakwah islam dapat dipahami sebagai seruan,
panggilan dan ajakan kepada Islam[1].
Dengan
demikaian sejarah dakwah dapat diartikan sebagai peristiwa masa lampau umat
manusia dalam upaya mereka menyeru, memanggil dan mengajak umat manusia kepada
Islam serta bagaimana reaksi umat yang diseru dan perubahan-perubahan apa yang
terjadi setelah dakwah digulirkan, baik langsung maupun tidak langsung.
C. Ruang
Lingkup Sejarah Dakwah
Terdapat
dua pendapat besar tentang permulaan dakwah, yaitu:
1.
Permulaan dakwah adalah pada masa Rasulullah.
Pendapat ini mengacu pada terminologi khusus dari dakwah islamiah, bahwa islam
adalah agama yang dibawa oleh Nabi Saw.
2.
Permulaan dakwah adalah sejak diutusnya para
nabi dan rasul. Pendapat ini mengacu pada terminologi umum dari dakwah
Islamiah, bahwa dakwah para nabi hakikatnya adalah satu. Seluruh Rasulullah
telah menyampaikan Islam dalam arti yang luas.
D. Sejarah
awal Desa
Sukosono
Ada
beberapa versi tentang awal Desa
Sukosono, asal usul kata sukosono dari dua kata suko dan sono. Versi yang
pertama ada seorang ulama yang tinggal di sebuah bukit yang penduduknya masih belum
begitu banyak, seorang ulama tersebut ada yang menjelaskan ulama dari seberang
adapula yang menjelaskan dari kerajaan Demak dan dari pesantren Gunung Muria,
ulama tersebut sering dipanggil Datuk Singorojo. Datuk yang datang membawa misi
menyebarkan agama islam pertama masuknya di Desa Kerso dan menyebarkan di desa
tersebut, karena melihat perkampungan diatas bukit yang ada beberapa penduduk seorang
Datuk tersebut medatangi perkampungan tersebut dan menyiarkan agama di tempat
tersebut, sempat mendirikan langgar atau tempat ibadah.
Tempat
ibadah awalnya di dirikan dengan dua jenis kayu atau pohon yaitu pohon suko dan
pohon sono, langgar atau tempat ibadah tersebut sering terucap langar sukosono
yang terletak di sebuah bukit, dengan bertambanya penduduk sekitar langgar
tersebut dijadikan dan diperbesar menjadi masjid dukuh yang sering dikenal
menjadi dukuh sukosono. Untuk sampai sekarang langgar yang di jadikan masjid
pertama kali di dusun sukosono tidak diketemukan jejak maupun sisa
peninggalanya.
Dan yang
kedua ada seorang yang dituakan disuatu dukuh atau ketua adat yang mempunyai
beberapa pengabdi yang sering berpergian menjadikian,masyarakat dukuh tersebut
banyak yang dating dan pergi, karena taka sukosono dari dua kata yang dimaksud
suko itu senang dan sono artinya ke sana jadi sukosono maksunya suka
berpergian, sampai sekarang ketua adat yang menjadikan nama sukosono tidak
diketahui namanya.
Versi yang lain asal usul Desa Sukosono dari
kebiasaanya sekelompok masyarakat yang suka datang kedaerah lain untuk mencari
nafkah atau penguripan. Yang mejadi simbulnya adalah pohon randu sirahan yang
berbatasan dengan Desa Petekean. Masyarakat yang sering bepergianya sering
dipanggil dari suko sono artinya dari sana, jadilah panggilan dusun sukosono.
Begitu banyak cerita dan versi awal disebut
Desa Sukosono sebai awal untuk bertakwa kepada pemberi kehidupan, sebenarnya
masih banya lagi versi tenteng asal usul Desa Sukosono, tapi yang dipaparkan
hanya sebagian saja, sebagai referensi pembaca.
E. Awal
Perkembangan Sejarah Dakwah Di Desa
Sukosono
Dari sejarah Desa Sukosono dan letak geografisnya Desa yang terpisa
sungai yang panjang menjadi dua daerah
yang berbeda pengembangannya dalam awal perkembangan dakwahnya, perkembangan
agama islam di Desa Sukosono ini mulai berkembang sewjak masyarakatnya
bersosial dengan daerah lain dan juga berkat pemerintah kabupaten yang sudah
terta dengan baik.
Sejak itulah para penduduk dapat mendapat
pendidikan, banya penduduk yang menuntuk ilmu keluar daerah bahkan sampai luar
provinsi. Dari itulah para pendidik dan cendikiawan mulai mengamalkan ilmu yang
di dapatkanya. Bahkan banyak para ulama untuk menjadi menantu dari gurunya.
Semejak adanya pembaharuan pendidikan masuk ke desa-desa berkembanglah Desa
Sukosono. Itu juga tidak lepas dari pemerintah, tapi untuk pesanter banyak
mengembangkan ajaran Al- qur’an. Yang dari awal berdirinya sampai sekarang
pondok pesantren yang nama pondoknya “Mambaul Qur’an” yang di pimpin Kiyai
Muhammad Kholil dan istrinya Nyai Bualviah. Selain tokoh masyarak juga peran
aktifnya bapak pendiri yayasan Sultan Fatah yaitu DRS. H.Masjhadi Fasja, M.Ag.
dan bersama para kiyai-kiyai yang lain yang mempunyai andil pendirian
pendidikan agama islam di Desa Sukosono
F. Jumlah
sarana ibadah yang ada di Desa Sukosono
Jumlah sarana
ibadah dari awal masukny ajaran agama islam yang semakin lambat tahun bertambah
seiring betambah penduduk di Desa Sukosono, awal sarana ibadah didirikan siapa
dn dimana secara pasti tidak diketahui tetapi secara terotoriel daerah yang
terpisah sungai yang menjadikan seperti dua desa.padahal masih satu desa yang
sama. Dari penelusuran penulis pada tahun 2012 utuk Musholah dan Pondok
Pesantren berjumlah 32 (tiga puluh dua) dan sarana Masjid Jamik berjumlah 5
(lima), untuk sarana pendidikan dari mulain madrasah diniyah dan al-wustho
berjumlah 3 (tiga), sarana sekolah dasar dan madrasah ibtidaiyah berjumlah 6
(enam), utuk sekolah menengah pertama dan madrasah tsanawiyah berjumlah
3(tiga), dan bertamabah adanya mdrasah aliyah yang berjumlah 2(dua). Semua
sarana ibadah yang suda di kerjaka bersama bukan semata mata sebagai simbul
saja melainkan perkembangan agama yang masih harus di teruskan para generasi
penerus yang akan menggantikan para pendiri dan peprakarsa kemajuan agama di
desa Sukosono khususnya umumnya seluruh umat manusia.
BAB IV
PENGAKHIRAN
A.
KESIMPULAN
Dalam pembahasan tentang sejarah dakwah di Desa Sukosono, Ada beberapa
versi tentang awal Desa Sukosono, asal
usul kata sukosono dari dua kata suko dan sono. Versi yang pertama ada seorang
ulama yang tinggal di sebuah bukit yang penduduknya masih belum begitu banyak,
seorang ulama tersebut ada yang menjelaskan ulama dari seberang adapula yang
menjelaskan dari kerajaan Demak dan dari pesantren Gunung Muria, ulama tersebut
sering dipanggil Datuk Singorojo. Datuk yang datang membawa misi menyebarkan
agama islam pertama masuknya di Desa Kerso dan menyebarkan di desa tersebut,
karena melihat perkampungan diatas bukit yang ada beberapa penduduk seorang
Datuk tersebut medatangi perkampungan tersebut dan menyiarkan agama di tempat
tersebut, sempat mendirikan langgar atau tempat ibadah.
Dari sejarah Desa Sukosono dan letak
geografisnya Desa yang terpisa sungai yang panjang menjadi dua daerah yang berbeda pengembangannya dalam
awal perkembangan dakwahnya, perkembangan agama islam di Desa Sukosono ini
mulai berkembang sewjak masyarakatnya bersosial dengan daerah lain dan juga
berkat pemerintah kabupaten yang sudah terta dengan baik.
Jumlah sarana ibadah dari awal masukny
ajaran agama islam yang semakin lambat tahun bertambah seiring betambah
penduduk di Desa Sukosono, awal sarana ibadah didirikan siapa dn dimana secara
pasti tidak diketahui tetapi secara terotoriel daerah yang terpisah sungai yang
menjadikan seperti dua desa.padahal masih satu desa yang sama. Dari penelusuran
penulis pada tahun 2012 utuk Musholah dan Pondok Pesantren berjumlah 32 (tiga
puluh dua) dan sarana Masjid Jamik berjumlah 5 (lima), untuk sarana pendidikan
dari mulain madrasah diniyah dan al-wustho berjumlah 3 (tiga), sarana sekolah
dasar dan madrasah ibtidaiyah berjumlah 6 (enam), utuk sekolah menengah pertama
dan madrasah tsanawiyah berjumlah 3(tiga), dan bertamabah adanya mdrasah aliyah
yang berjumlah 2(dua).
B.
SARAN DAN HARAPAN
1.Saran
Punyusun menyadari
kebenaran tugas ini datang dari Allah semata, dan kekurangan atau kekeliruan
disebabkan hanya karena kefakiran ilmu penulis, sehingga penulis mengharap krik
dan saran guna memperbaiki tugas ini.
Penulis
menyadari betul, bahwa dalam pembuatan tugas tersebut masih banyak kekurangan
yang perlu dibenahi. Untuk selanjutnya dibenai dikemudian hari, pembuatan tugas dengan pokok bahasan yang
sama, seyogyanya memperhatikan hal-hal yang sangat substansial dengan referensi
yang lebih berbobot dan waktu pembuatan yang lebih. Demikian mudah – mudahan tugas kami bermanfaat amin.
2.Harapan
Semoga tugas ini
mencadi tambahan ilmu bagi semua pembaca tugas yang kami buat dan bermanfaat
bagi semua pihak baik penulis maupun pembaca.
Setiap manusia pasti
banyak kekuranganya harapan kami jika ada kesalahan dalam penulisan kami
harapkan untuk membantu menyerpurnakan tugas yang kami tulis.
C.
PENUTUP
Syukur Alhamdulillah, tugas ini dapat saya selesaikan. Dan
akhirnya, tiada manusia yang sempurna. Saran dan kritik yang sifatnya
membangun, serta kami mengharapkan demi terciptanya pendekatan kepada taraf
yang sempurna maupun suatu harapan mudah-mudahan apa yang disajikan dalam tugas
ini akan berguna bagi pembaca pada umumnya.
Penulis menyadari
betul, bahwa dalam pembuatan tugas tersebut masih banyak kekurangan yang perlu
dibenahi. Untuk selanjutnya dikemudian hari, pembuatan tugas dengan pokok bahasan
yang sama, seyogyanya memperhatikan hal-hal yang sangat substansial dengan
referensi yang lebih berbobot dan waktu pembuatan yang lebih. Terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA
Atmadja, Nengah Bawa, 1992 “Sejarah dan Ilmu-ilmu Sosial Implikasinya
dalam Pendidikan Sejarah”, artikel dalam Aneka Widya, Singaraja : FKIP UNUD.
Dhofier, Zamakhsyari, 1994, Tradisi Pesantren Studi tentang Pandangan
Hidup Kiyai. Jakarta : LP3ES.
Kartodirdjo, Sartono, 1982, Pemikiran Perkembangan Historiografi
Indonesia Suatu Alternatif. Jakarta : PT. Gramedia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar